Tentang Lupa, Melupakan, Dilupakan dan Terlupakan

saat Fajar telah kehilangan mesranya,
dan tergantikan oleh rintikan gerimis
ditemani secangkir penghangat
nona dengan hati yang sedang terluka
dan ada rasa ingin mengeluh sepuasnya,
tetap tegar berusaha agar bibirnya tetap tersenyum
dan tangannya tetap menari indah saat menulis ini

Itu adalah barisan kata yang cukup menggambarkan keadaanku saat ini, di sini, di pagi yang murung ini.

Maafkan aku,
bila aku terbangun lebih awal dari biasanya
hanya sekedar untuk melupakan hal
yang semestinya tidak untuk dilupakan.



Sumber

Melupakan; semacam ritual yang dilakukan saat kita jenuh atau bahkan lelah dengan semua kisah yang telah menyesakkan pikiran.

Dilupakan; layaknya debu yang dihapus angin begitu saja. Semacam perasaan terburuk karena seseorang telah melupakan kita yang kita sendiri tidak akan pernah lupa.

Terlupakan; layaknya  sesuatu yang hanya untuk dipikirkan tapi tak ada sikap untuk dilaksanakan.

Melupakan. Dilupakan. Terlupakan. Semua sedang berada dalam garis sejajar di duniaku saat ini. Yang mana aku melakukannya secara bersamaan. Oh mungkin lebih tepatnya, menghadapinya secara bersamaan.

Sulit. Bila naluri terbawa angan dengan  menyangkut pautkan bagaimana kita mendapatkannya dengan melupakannya, telah dilupakannya, bahkan terlupakannya. Namun, bila kita menyisihkankan secara perlahan hingga sampai tak ada yang berbekas mungkin akan berhasil secara bertahap.

Walau sebenarnya jika aku dihadapkan dengan pilihan melupakan, dilupakan atau terlupakan aku rasa ketiganya bukanlah pilihan yang indah untuk dijalani. Lain kisah pabila takdirku mengharuskan aku melakukan dan menghadapinya. Sekali lagi, satu kata untuk mewakili semuanya. SULIT. Layaknya tak semudah membalikkan telapak tangan dan membutuhkan waktu untuk tetap berusaha menata hati menerimanya.

Hati, mungkin ini yang terbaik. Istirahatlah...

“Kita tidak pernah belajar untuk melupakan seseorang dan kenangan manis tentangnya. Kita hanya mampu belajar membiasakan diri utk hidup tanpanya..” – (rozizarina)

“Cepat atau lambat, mungkin akan segera dilupakan.”
Sama seperti bilangan 1 dan 0 dalam bilangan biner. 1 akan terus diingat, 0 akan terlupakan. - (afnizar)

“Terlupakan atau dilupakan, biarkan menjadi urusan ingatan. Jangan sampai membuatmu lupa, jika untuk bahagia itu sederhana.”   -   (Sarah Aulia)

8 comments:

Hai, pembaca! Terimakasih udah berkunjung ke blog ini dan berminat buat baca postingannya. Demi kesejahteraan bersama, alangkah baiknya kalo kalian meninggalkan jejak, berupa komentar. Karena komentar kalian bagaikan nutrisi untuk penulis. Mohon untuk berkomentar dengan seperlunya saja. Sekian.

Salam,

Delsi Ulfayani